Selasa, 07 Juni 2011

Mengenang Cinta Seperti Batang Rokok


Aku ingin semua ini seperti batang rokok. Rokok ini utuh saatku bersamamu, saat kau dan aku tak bersama lagi aku ingin melupakanmu. Aku bertekad tuk melupakanmu seperti api membara yang berniat membakar batang rokok ini. Aku masih mengenangmu ditiap hisapan rokok dalam mulutku dan menusuk apur - pauruku, dan melupakanmu seperti mengeluarkan asap yang membumbung tinggi di angkasa lenyap menyatu di atmosfer.
Merasa tertarik kepada seorang wanita itu memang mudah tapi tuk melupakannya itu yang susah. Butuh sedetik untuk melihatmu, butuh semenit untuk merasa tertarik dan suka kepadamu, butuh sejam untuk bisa mencintaimu, butuh satu moment untuk menyatakan cinta sama kamu dan ku bisa bahagia seumur hidupku. Itu yang terjadi bila aku bisa bersamamu, tapi bila kita tak bersama hanya kematianku yang bisa membuat ku lupa akan dirimu.
Jangan lagi bisikan indah dan nikmatnya cinta. Biarkan hati ini membatu yang tak dapat terkikis oleh godaan cinta. Karena ku tak ingin kembali merasakan pahitnya cinta, ku tank ingin merasakan ini lagi unutk kedua kalinya.

Senin, 30 Mei 2011

Sego Macan Menuju Pacitan

Perjalanan ni dimulai pas kita nongkrong mlem2 "ngopi" d Sego Macan. Waktu tu kita keluar n kmpul d Sego Macan sktar jm 9 mlm. Seperti biasa kta pesen mkan n minum, smbil nunggu tu psensn dtng kita maen kartu. Pesenan pun dtng, minuman khas Sego Macan dgn "Klotok", kgak tau dah apa sbnrnya "Klotok" tu, yg pnting sedot mang. Gak kerasa jm udah nunjukkin jm 2 pagi. Kopi dah abis, maen kartu dah bosen, rokok dah jd asep semua, tp mata msh pngen melek. Seperti rutinitas biasa celetak - celetuk nak2 nyebutin tpmt2 d luar kota. Eh sebelumnya kita ni posisi d Jogja, kota yg istimewa itu tuh, pd tau kan???. keluarlah satu nama kota yg jauh disana. Pacitan itu nama kota yg keluar dr salah satu tmen ane, dgn bisikan pantai yg indah kami pun kmbli ke kosan msing2 bwt nyiapin apa yg hrus d bwa. Sekitar jm stngh 3 pagi, kami berangkat mnuju Pacitan "Kota Seribu Satu Goa". Bermodal pulus bulanan yg msh strong ( tgl 15 duit msh agak bnyak, tgl tua mah gmn ntra az lah) n modal utama kami tentunya "Nekat" jlanin petualangan ni.

(Gini kir2 rute perjalanan kami)

Siang hari jm 9 pagi kami sampe d Pacitan, pertama kami mengunjungi Goa Gong yang merupakan goa indah salah satu andalan kota Pacitan, biaya masukny jg murah cm 5rb per og. Setelah itu kami melanjutkan menuju Pantai Klayar, perjalanan nya cukup melelahkan, dan ane bkalan kecewa klo pantainya jelek. Setelah kami membayar retribusi sebesar 3,5rb per org, kami masih hrus mengendarai kndraan kami dan setelah sampai waaahhhh pantai ini sungguh indah. kami berepat pun terpana dgn sajian pantai yg luar biasa. Rasa kantuk, rasa lapar n rasa lelah kami terbayar dgn indahnya Pantai Klayar ini. Setelah puas kami pun meninggalkan Pacitan pukul 2 siang dan tiba d Jogja jm 9 mlm. Perjalanan luar biasa dri "Kota Seribu Satu Goa" yg tak hnya indah goa2nya tp pantai2nya yg msh alami n eksotis. Terima kasih Pacitan atas suguhan mu yg indah. Terima kasih Tuhan kau telah memperlihatkan keindahanMu pda kmi.
Pantai Klayar, Pacitan, Jawa Timur

Minggu, 20 Februari 2011

Inilah Kau

Kaulah cahaya dalam hidupku
Kaulah penyejuk dalam dahagaku
Kaulah udara dalam sesakku
Kaulah hujan dalam kemarauku
Kaulah khayal dalam lamunanku
Kaulah bunga dalam taman cintaku
Kaulah sang pujaan hatiku

KESALAHANKU

Kesalahan itu terjadi lagi
Untuk kedua kalinya dalam hidupku
Aku tak sempat menyatakan cintaku
Aku sangat menyesal
Air mata ini ingin sekali mengalir
Tapi air mata ini sangat berharga
Bukan untuk dia
Dia tak pantas aku tangisi
Dia tak pantas aku sesali
Ada dua kata yang ingin aku sampaikan
Yang pertama AKU CINTA KEPADAMU
Yang kedua IZINKAN AKU MEMBELAI WAJAHMU
Tapi itu semua tak dapat kulakukan
Terima kasih atas segalanya
Terima kasih atas segala perubahan ini
Perubahan ini sangat berarti untukku
Semoga kau bahagia bersamanya
Seoga kau Damai bersamanya

Selasa, 11 Agustus 2009

PUDARNYA PESONA AGRARIS

Negara agraris adalah negara yang sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani . Indonesia merupakan suatu Negara yang dikenal memiliki pertanian yang tangguh, maka dari itu Indonesia dijuluki Negara agraris. Indonesia sebagai Negara agraris terkenal dengan mayoritas penduduknya yang bermatapencaharian sebagai petani. Selain itu, Indonesia juga didukung oleh daerah yang sangat luas untuk sektor atau lahan pertanian. Rangkaian kata – kata tersebut yang sering kita dengar dari guru kita saat kita masih di bangku sekolah dulu. Tapi sekarang di saat kita telah menempuh pendidikan yang lebih lanjut atau bahkan telah memasuki dunia kerja masih pantaskah kita dengan kata “Indonesia adalah Negara Agraris” kata – kata yang kita dengar dahulu.

Indonesia kini telah kehilangan pesonanya. Para petani tak lagi tertolong dengan kegiatannya. Pemerintah kian tak peduli pada para para petani. Mereka semakin membuat petani sengsara. Tak ingat kah mereka dari tangan siapa bulir padi yang mereka makan dihasilkan. Apakah dengan kata “Indonesia telah berhasil mencapai swasembada beras” dapat para petani masih bisa hidup dan menafkahi keluarganya ?, dan apakah hal itu menunjukan pesona agraris telah kembali. Jawabannya jelas saja tidak.

Saat ini para petani sangat memerlukan bantuan. Mereka akan menghadapi sebuah pertempuran yang sangat besar di era global ini. Saat lahan kian menyusut oleh ledakan penduduk, saat pupuk dan benih sangat sulit mereka peroleh, saat harga jual tak sebanding dengan cucuran keringat yang keluar. Kita semua harus lebih memperhatikan para petani karena dari merekalah lahir bahan pangan yang menambah energi kita. Semoga kebijakan yang lebih memihak petani lahir dari para wakil yang telah terpilih oleh rakyat yang duduk di singgasan di Senayan sana.

Mari kita bangun kembali pesona yang telah pudar. Hanya untuk satu tujuan yaitu kesejahteraan rakyat. Sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Mari kita hibur Ibu Pertiwi agar kembali tersenyum, agar pesona agraris Ibu Pertiwi kembali bersinar untuk mencapai Indonesia Raya yang jaya.

Senin, 17 Maret 2008

MENUJU BINTANG

Detik - detik terus berganti
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu
Perjalanan ku kini telah mendekati akhir
Waktu ku yang telah berlalu
Tak kan ku sia - siakan
Gapura kehidupan telah menanti di depan mata
Sebuah gerbang menuju medan perang sejati
Dimana perjuangan hidupku baru dimulai
Kaki ini tak tertahan ingin melangkah
Menuju sebuah bintang
Bintang yang sangat terang
Bintang harapanku

Karya Galuh Anugrah

Rabu, 27 Februari 2008

RINDUKU PADA GADIS DI MALAM SEPI


Wahai malam yang sepi

Dalam keheningan mu aku terbaring

Kupandang jauh keatas

Kulihat sang dewi bersinar dengan cerah

Dihiasi awan dan bintang – bintang


Wahai malam yang sepi

Kau membawaku terhanyut dalam dalam keindahan

Membuatku teringat pada gadis cantik

Yang kucinta dalam hidupku

Rasa yang teramat sangat ingin berjumpa

Rasa ini tak mudah ku lupakan


Wahai malam yang sepi

Selalu ku tunggu datangnya cinta

Walau ku tak dapat melihat wajahnya

Ku yakin ia merasakan apa yang ku rasa

Angin malam sampaikanlah rasa rinduku ini

Biarkanlah malam yang sepi menjadi saksi

Rasa rindu dari dasar jiwaku


Karya Galuh Anugrah